Skip to content
Karakteristik Semit – Relift Media

Karakteristik Semit Bacaan non-fiksi sejarah

author _Paul Carus_; date _1909_ genre _Sejarah_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ “Dalam agama, kaum Semit selalu dibedakan oleh kesederhanaan kepercayaan dan ibadahnya; dalam urusan sosial, oleh kasih-sayang keluarganya yang kuat. Satu karakteristiknya yang lain adalah kesukaan untuk pamer, yang ditambah dengan kecintaan pada perolehan.” Profesor Sayce dari Oxford diakui sebagai orang yang berbicara dengan keahlian dan dapat dianggap mewa­kili pandangan-pandangan yang beredar di kalangan cende­kiawan. Di sini kami mereproduksi ilustrasi-ilustrasi bebe­rapa tipe ras dalam Perjanjian Lama dari bukunya mengenai subjek ini (diterbitkan sebagai By Paths of Bible Knowledge Series Vol XVIII oleh Religious Tract Society London). Mengomentari “ras Semit”, Profesor Sayce menyatakan dalam bab keempatnya bahwa istilah tersebut sebetulnya salah nama. Ada bahasa-bahasa Semit, tapi sebenarnya tidak ada ras Semit. Namun, istilah tersebut sudah terpancang terlalu kokoh untuk dicabut sekarang. Karakteristik pembeda dari bahasa-bahasa Semit adalah karakteristik triliteralisme, yang berarti bahwa semua akar terdiri dari tiga konsonan, sementara makna gramatisnya bergantung pada huruf-huruf vokal; dengan bantuan huruf vokal ini huruf konsonan dilafalkan dan “prinsip triliteral­isme dijalankan sedemikian teratur sampai hampir terasa artifisial”. Kampung halaman kaum berbahasa Semit adalah Arab Timurlaut, di mana para penduduknya masih menjalani ke­hidupan nomaden Badui dan tetap paling setia pada karakter bahasa Semit. Lebih lanjut, jika kita telusuri karakteristik rasial, kita menemukan sebuah tipe yang mirip dengan kaum Yahudi modern maupun bangsa Asyur kuno yang dilukiskan di monumen-monumen mereka. Perihal kaum Yahudi, Sayce berkata: “Ras Yahudi bukan ras murni sama sekali. Mereka telah menerima pemeluk dari berbagai bangsa, dan pada periode-periode berbeda dalam karirnya mereka telah kawin campur dengan ras-ras lain. Ada ‘Yahudi kulit hitam’ dari Malabar, contohnya, yang merupakan keturunan dari para pribumi Dravida di India Selatan; ada ‘Yahudi kulit putih’ di wilayah-wilayah tertentu Eropa yang tipenya adalah Eropa ketimbang Yahudi. Kaum Falasha Etiopia adalah orang-orang Yahudi secara agama ketimbang secara asal-usul, dan hanya dengan bantuan kawin-campurlah kita bisa menjelaskan kontras tipe antara divisi-divisi besar kaum Yahudi Eropa—Sefardi Spanyol dan Italia dan Ashkenazi Jerman, Polandia, dan Rusia. Bahkan kita tahu bahwa beberapa dari keluarga-keluarga terkemuka Spanyol tidak memiliki campuran darah Yahudi dalam vena mereka, yang mengimplikasikan cam­puran serupa di pihak satu lagi (Yahudi). “Bahkan di zaman Biblikal, ras Yahudi bukanlah ras murni sama sekali. Daud, kita dengar, berambut pirang dan merah, yang mungkin mengindikasikan masuknya darah asing. Biar bagaimanapun, dia dikelilingi oleh pengawal dari bangsa Kherethite atau Kretan, dan di antara petugas-petugas utamanya kita menemukan seorang Amon, seorang Arab, dan seorang Suriah dari Maachah. Tabut menemukan tempat perlindungan di rumah seorang Filistin dari Gath, dan salah satu kapten paling terpercaya dalam balatentara bani Israel, yang isterinya kemudian menjadi nenek-moyang raja-raja Yudah, adalah Uriah si Het. Tapi monumen-monumen Mesir-lah yang memberi kita bukti paling meyakinkan akan karakter campuran populasi di kerajaan Yahudi. Nama-nama kota-kota Yahudi yang direbut oleh raja Mesir Shishak dalam kampanyenya melawan Rehoboam, dan terekam pada tem­bok-tembok kuil Karnak, masing-masing dipuncaki dengan kepala dan bahu seorang tahanan. Tn. Flinders Petrie telah membuat cetakan-cetakan dari kepala-kepala tersebut, dan tipe ras yang direpresentasikan oleh mereka ternyata tipe Amori dan bukan Yahudi. Maka, kita harus menyimpulkan bahwa bahkan pasca pemberontakan Sepuluh Suku, bagian terbesar populasi di Yudah Selatan tetap Amori secara ras, tapi bukan secara nama. Tipe Yahudi sangat kurang terepre­sentasikan sampai-sampai seniman Mesir tersebut menga­baikannya ketika melukiskan para tahanan yang dibawa dari Yudah. “Palestina hanyalah satu contoh lain dari sebuah fakta etnologis yang telah teramati di Eropa Barat.” “Kaum Yahudi tumbuh di setiap tempat kecuali di negara yang mereka kuasai untuk waktu begitu lama. Beberapa koloni Yahudi yang eksis di sana adalah barang eksotis belaka, mempengaruhi populasi sekitarnya sesedikit koloni-koloni Jerman yang telah didirikan di samping mereka. Populasi tersebut adalah bangsa Kanaan. Dalam hal ciri fisik, dalam hal karakteristik mental dan moral, bahkan dalam hal folklor, itu adalah keturunan dari populasi yang gagal dibe­rantas oleh Bani Israel penyerbu. Itu telah bertahan, meski mereka punah di tempat lain atau mengembara ke tempat lain. Romawi berhasil mengusir kaum Yahudi dari tanah yang direbut oleh bapak-bapak mereka; kaum Yahudi tak pernah berhasil mengusir pemilik aslinya dari sana. Ketika kaum Yahudi pergi dari sana, entah menuju pengasingan di Babilonia, atau menuju pengasingan lebih lama di dunia kemudian hari, populasi lama tumbuh lagi dalam semua kekuatan dan kesegarannya, dengan demikian menegaskan haknya sebagai anak tanah tersebut.
Judul asli : The Semites<i=1W5zDr2CymQoH19mE2hVOjvbBIdDTlUsq 650KB>The Semites
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, November 2022
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Karakteristik Semit

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2022)