Skip to content
Sel 13 – Relift Media

Sel 13 Cerita fiksi detektif

author _Jacques Futrelle_; date _1905_ genre _Detektif_; category _Novelet_; type _Fiksi_ Ada sebuah sel di mana para tahanan hukuman mati dikurung—orang-orang yang putus asa dan dibuat gila oleh rasa takut, mau mengambil kesempatan apapun untuk kabur—bayangkan kau dikunci dalam sel demikian. Bisakah kau kabur? Pada kenyataannya, semua huruf yang tersisa dalam abjad setelah nama Augustus S.F.X. Van Dusen disebut, didapat oleh pria tersebut dalam perjalanan karir ilmiah brilian, dan ditambahkan pada ujung lain setelah diraih secara terhormat. Oleh sebab itu namanya, diiringi dengan semua yang meng­iringinya, merupakan struktur yang mengesankan. Dia Ph.D., LL.D., F.R.S., M.D., dan M.D.S.. Dia juga makhluk lain—dia sendiri tak bisa menyebutnya—berkat pengakuan atas kemam­puannya dari berbagai institusi pendidikan dan sains luar negeri. Penampilannya tidak kurang mencolok daripada penamaan­nya. Dia ramping, dengan pundak tipis bungkuk ala pelajar dan muka pucat klimis ala kehidupan duduk menetap. Matanya memasang kerdipan terus-menerus yang menyeramkan—kerdipan manusia yang mempelajari hal-hal sepele—dan manakala dipandang lewat tasmak tebalnya, matanya hanya berupa celah-celah biru berair. Tapi di atasnya ada ciri paling mencolok. Alis lebar. Tinggi dan lebarnya hampir abnormal, dimahkotai segumpal rambut kuning lebat. Semua ini berkomplot memberinya kepribadian khas, nyaris aneh. Profesor Van Dusen sedikit berdarah Jerman. Selama bergenerasi-generasi, nenek-moyangnya dikenal dalam sains; dia merupakan buah logis, sang dalang. Yang paling utama, dia ahli logika. Sekurangnya tiga puluh lima tahun dari separuh abad eksistensinya telah dicurahkan khusus untuk menetapkan bahwa dua tambah dua selalu sama dengan empat, kecuali dalam kasus-kasus tak biasa, di mana mereka sama dengan tiga atau lima. Secara luas dia berpegang pada proposisi umum bahwa segala yang berawal harus pergi ke suatu tempat, dan dia mampu mengerahkan daya konsentrasi otak leluhurnya untuk menyinggung persoalan tertentu. Sepintas boleh dikatakan bahwa Profesor Van Dusen mengenakan topi No. 8. Dunia telah mendengar samar-samar tentang Profesor Van Dusen sebagai Mesin Berpikir. Ini adalah istilah suratkabar yang dipakaikan padanya dalam sebuah eksibisi catur luar biasa. Waktu itu dia mendemonstrasikan bahwa orang yang asing dengan permainan tersebut mampu, melalui kemampuan logika mutlak, mengalahkan seorang juara yang telah seumur hidup mempelajarinya. Mesin Berpikir! Barangkali ini lebih mendeskripsikan dirinya daripada semua inisial kehormatan yang dimilikinya, sebab dia menghabiskan pekan demi pekan, bulan demi bulan, dalam pengasingan laboratorium kecilnya. Dari sanalah dia melontarkan pemikiran-pemikiran yang mengagetkan rekan-rekan ilmuwan dan menggemparkan seluruh dunia. Adakalanya Mesin Berpikir kedatangan tamu, dan biasanya mereka adalah orang yang, sama-sama berkedudukan tinggi dalam sains, mampir untuk membantah suatu poin dan barang­kali meyakinkan diri mereka sendiri. Dua di antara mereka, Dr. Charles Ransome dan Alfred Fielding, singgah suatu malam untuk mendiskusikan sebuah teori yang tidak penting di sini. “Hal semacam itu mustahil,” kata Dr. Ransome tegas, dalam perbincangan. “Tak ada yang mustahil,” kata Mesin Berpikir sama tegas­nya. Dia selalu bicara dengan jengkel. “Akal adalah penguasa segalanya. Ketika sains mengakui penuh fakta ini, kemajuan besar akan tercapai.” “Bagaimana dengan zeppelin?” tanya Dr. Ransome. “Itu tidak mustahil sama sekali,” tegas Mesin Berpikir, “suatu saat akan ditemukan. Aku mau melakukannya, tapi aku sibuk.” Dr. Ransome tertawa sabar. “Aku sudah dengar yang seperti itu sebelumnya,” katanya. “Tapi tak berarti apa-apa. Akal memang penguasa materi, tapi ia belum menemukan cara untuk mengaplikasikan dirinya. Ada beberapa hal yang tak bisa dipikirkan, atau tidak akan meng­hasilkan pemikiran apa-apa.” “Apa, contohnya?” desak Mesin Berpikir. Dr. Ransome merenung sesaat sambil merokok. “Well, katakanlah tembok penjara,” jawabnya. “Tak ada manusia yang mampu mengeluarkan diri dari sel. Jika ya, takkan ada tahanan.” “Seseorang dapat mempergunakan otak dan kepintarannya untuk meninggalkan sel, itu sama saja,” bentak Mesin Berpikir. Dr. Ransome sedikit geli. “Mari bayangkan sebuah kasus,” katanya setelah beberapa saat. “Ada sebuah sel di mana para tahanan hukuman mati dikurung—orang-orang yang putus asa dan dibuat gila oleh rasa takut, mau mengambil kesempatan apapun untuk kabur—bayangkan kau dikunci dalam sel demikian. Bisakah kau kabur?”
Judul asli : The Problem of Cell 13<i=1Kil9GjoaG1qDLPWzTz92ERWd_GJg1HIT 354KB>The Problem of Cell 13
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Desember 2014
Genre :
Kategori : ,

Unduh