Skip to content
Mentalitas Penglihatan – Relift Media

Mentalitas Penglihatan Bacaan non-fiksi sains

author _Edward Wigglesworth Jr._; date _1871_ genre _Sains_; category _Esai_; type _Nonfiksi_ Ketika seseorang mengatakan melihat sebatang pohon, dia tidak hanya menerima impresi optik dan memiliki gambaran sebuah pohon dalam pikirannya, tapi dia juga meyakini eksistensi sebuah objek eksternal yang ekuivalen dengan gagasan ini dan yang dia pikir sedang dia pandang. Dr. Hay menawarkan analisa terhadap apa yang ber­langsung dalam penglihatan (vision) normal biasa manusia, membedakan tiga elemen yang kesemuanya ter­kandung dalam aksi komplit. Pertama, penerimaan suatu impresi optik berluas, berwarna, dan mungkin bergerak ter­tentu di retina, dan pentransmisian impresi ini (yang mung­kin sudah dimodifikasi) di sepanjang syaraf optik; orang diduga memandang objek. Kedua, gagasan mental yang diakibatkannya, yakni gagasan akan sebuah objek berposisi (bentuk, ukuran, jarak) dan berwarna tertentu, dan secara tak langsung gagasan akan konsistensi, dll; ide ini kurang-lebih kompleks sesuai perkembangan individu. Tapi kedua bagian ini tidak cukup untuk menyusun meli­hat; dibutuhkan yang ketiga. Sebagai contoh, ketika sese­orang mengatakan melihat sebatang pohon, dia tidak hanya menerima impresi optik dan memiliki gambaran sebuah pohon dalam pikirannya, tapi dia juga meyakini eksistensi sebuah objek eksternal yang ekuivalen dengan gagasan ini dan yang dia pikir sedang dia pandang. Diskursus ini tak bermaksud mempertimbangkan hakikat gagasan atau kepercayaan, dan tidak pula bagaimana gaga­san dan kepercayaan yang diakibatkan oleh impresi optik pada retina ditimbulkan; bagaimana, contohnya, gagasan tiga dimensi disebabkan oleh sebuah impresi retina yang melibatkan bentuk, warna, dan seringkali gerak, dan disertai oleh usaha-usaha muskular ekuivalen tertentu yang patuh pada arahan dan pemfokusan mata sebagaimana mestinya; tapi hanya diusulkan untuk membedakan tiga elemen: pene­rimaan (impresi optik), gagasan, dan kepercayaan, dalam aksi normal biasa penglihatan. Jika ada keberatan bahwa gagasan-gagasan lain selain gagasan posisi dan warna, misalnya gagasan konsistensi, tidak sepatutnya menjadi bagian dari penglihatan, maka kita dapat katakan bahwa berhubung penglihatan dihasilkan dari hubungan timbal-balik pikiran dan mata, itu bergantung sebagian pada pikiran, dan karenanya gagasan yang mulanya didapat oleh pikiran melalui kanal-kanal lain selain mata masih mungkin menjadi bagian dari aksi kompleks peng­lihatan. Maka, benda yang dilihat adalah gagasan yang dikonsepsi­kan atau objek riil yang diyakini; dan melihat sama dengan mengkonsepsikan dan meyakini, sebagai akibat dari peneri­maan sebuah impresi optik. Kita dapat katakan retina merasakan impresi retinal fokal, tapi impresi retinal fokal berbeda ukurannya dan inversinya dari apa yang kita lihat, dan hanyalah satu tahap dari proses yang dengannya kita jadi melihat secara mental. Terkait perbedaan-perbedaan dari proses normal, seraya mengesampingkan perbedaan dalam pembentukan dan pen­transmisian impresi retinal, mungkin timbul gagasan yang inkonsisten dengan objek luar, dan gagasan tak tepat ini bisa saja diyakini atau bisa saja tidak. Sebagai contoh, dengan lumpuhnya salah satu otot okular eksternal, timbul sebuah gagasan tak benar akan dua objek ketika terdapat satu objek riil saja. Namun, kekeliruan ini pada umumnya dikenali, meski mungkin tidak selalu segera. Lebih lanjut, orang dapat tertipu dengan memandang cermin. Dalam kasus demikian, sebuah gagasan keliru (akan sebuah objek riil di belakang cermin) akan diyakini secara sementara. Atau, lebih lanjut, sebuah gagasan yang betul-betul ekui­valen dengan objek bisa saja muncul dan untuk sementara tidak diyakini. Sebagai contoh, jika seseorang yang sudah mati tiba-tiba melintas cepat di samping kita, di sini kita punya impresi retinal dan akan muncul gagasan tepat yang ekuivalen dengannya. Tapi selama kita menduga orang ter­sebut mati, kita takkan mengatakan melihatnya, sekurang­nya dengan penglihatan biasa; kita akan mengatakan melihat seseorang yang amat mirip dengannya; dengan kata lain, kepercayaan bahwa objek tersebut ada adalah penting untuk apa yang kita maksud dengan ungkapan “melihat sebuah objek”.
Judul asli : Mentality of Vision<i=1kCLKNdcDz0Aty45oLRkjJ3mP0CvJWdfI 250KB>Mentality of Vision
Pengarang :
Penerbit : Relift Media, Maret 2024
Genre :
Kategori : ,

Unduh

  • Unduh

    Mentalitas Penglihatan

  • Koleksi

    Koleksi Sastra Klasik (2024)